Hallo guys,,,,
di sini saya akan berbagi ilmu yang saya dapatkan dari seminar kuliah tamu BP4 atau Bisnis Practice 4 dengan Bapak Dr. David Sukardi Kodrat, MM., CPM di Kampus ASIA Malang. Okey... tanpa lama-lama ini dia hasil rangkuman yang saya dapatkan......
- Manufaktur
Di manufaktur ada 3 Model Manajemen Kualitas yaitu :
- Model Manajemen Kualitas : Quality By Inspection
Quality By Inspection adalah kegiatan pemeriksaan/
pengukuran terhadap kualitas produk yang telah selesai dibuat.
Tujuan Quality By Inspection adalah
1. Mencegah defect atau non-conforming product masuk pasar atau sampai pada customer. Hal ini yang dilakukan oleh suatu bagian diluar produksi yang disebut Quality Assurance. Ia langsung bertanggung jawab kepada pimpinan organisasi.
2. Mencegah bahan baku yang buruk masuk proses produksi Kadang-kadang bagian produksi juga melakukan inspeksi sendiri yang hasilnya di cek ulang oleh QA.
Kelemahan
1. Kesalahan baru diketahui pada akhir produksi
2. Umpan balik yang diperlukan untuk analisis persoalan dan pencegahan sering terlambat sampai pada bagian yang membuat kesalahan dan harus membetulkannya
3. Operator (pekerja) tidak peduli terhadap kesalahan yang terjadi karena sudah ada bagian yang menanganinya
4. Pekerjaan ulang kadang-kadang dilakukan tanpa sepengetahuan bagian yang bertanggung-jawab akan kesalahan yang terjadi
1. Kesalahan baru diketahui pada akhir produksi
2. Umpan balik yang diperlukan untuk analisis persoalan dan pencegahan sering terlambat sampai pada bagian yang membuat kesalahan dan harus membetulkannya
3. Operator (pekerja) tidak peduli terhadap kesalahan yang terjadi karena sudah ada bagian yang menanganinya
4. Pekerjaan ulang kadang-kadang dilakukan tanpa sepengetahuan bagian yang bertanggung-jawab akan kesalahan yang terjadi
2. Model Manajemen Kualitas : Build in Quality
Inspeksi dilakukan oleh para operator sendiri. Mereka diberdayakan untuk mencek pekerjaannya sendiri. Pada awal proses ditempatkan inspektur. Dengan cara ini setiap pekerja dimotivasi untuk melakukan pekerjaannya secar abenar sejak awal dan bertanggung jawab penuh untuk menceah defects pada proses atau operator berikutnya yang bergfungsi sebagai internal customer. Untuk melakukan cara ini secara berhasil maka kecakapan tentang kualitas harus dilatih terlebih dahulu dan juga ditanamkan sikap kualitas.
3.Model Manajemen Kualitas : Total Quality
Disini seluruh inspektur ditiadakan, termasuk inspektur untuk bahan baku yang masuk. Hal ini dimungkinkan karena ada supplier-customer partnership sehingga supplier dilatih oleh customer tentang Quality Management. Ini merupakan modus yang paling ideal dan telah diterapkan oleh Toyota. Dengan melatih supplier dan operator untuk melakukan pekerjaannya secara benar sejak awal maka kualitas tinggi dapat dicapai pada seluruh tahap produksi. Dengan modus total quality dan tanpa inspeksi maka akan menurunkan biaya operasi, memperpendek manufacturing lead time dengan dapat mengendalikan inventories dengan baik.
Dalam TPS (Total Production System) ada istilah 3 M (Muda, Mura dan Muri)
1. Muda
Muda secara terminologi dalam bahasa Jepang adalah segala kegiatan yang bernilai mubassir atau aktivitas pemborosan yang tidak menambahkan nilai atau tak produktif. Dan hal ini Muda merupakan salah satu konsep utama konsep utama dari Toyota Production System (T P S). Proses ini berupaya untuk menekan pemborosan dan segala aktivitas sumber daya sehingga dapat bernilai tentunya dengan kualitas yang tinggi.
Contoh : Pekerja yang datang ke kantor tapi tidak mengerjakan apa-apa. Pemborosan dari segi Sumber daya manusia dan investasi berupa gaji yang harus dibayarkan kepada mereka tetapimereaka tidak dapat memberi produktifitas kepada lembaga tempat mereka kerja.
2. Mura
Menurut terminologi diartikan sebagai ketidak merataan, ketimpangan, tidak teratur.Hal ini dapat dihindari melaui penerapan sistem J I T (Just In Time) terkhusus untuk bidang inventory.
Metode J I T :
1. Supplay barang yang benar
2. Dalam jumlah yang benar
3. Menggunakan Metode F I F O (First in First Out).
Dalam dunia industri misalkan pada industri perakitan elektronik, just in Time menciptakan “sistem tarik”.
Mura : Armada 1 dan 2 dibebani 3 ton barang sedangkan armada ke-3 diberi 6ton barang. Terjadi mura pada armada ke-3 yakni pembebanan tidak seragan dibanding 2 armada lainnya.
3. Muri
Secara terminologi diartikan sebagai pembebanan yang berlebihan, keterpaksaan, atau melampaui batas yang diberikan kepada sumber daya. Kejadian ini dapat dihindari melalui pemberian spesifikasi atau standar kepada suatu produk atau Sumber daya.
Dalam dunia manufaktur dapat diterapkan : Aliran material yang logis, Langkah proses yang berulang dgn proses mesin atau metode rasional untuk melakukannya, Tack Time( lamanya waktu proses yang rasional) dan ketahanan yang diperbolehkan.
Contoh : Spesifikasi sebuah truk adalah dibebani sampai 15 ton (max) tetapi aktual tiap harinya dibebani sampai 20 ton.
8 Pemborosan yang didentifikasikan dalam TPS yaitu :
- Produksi
- Waktu
- Transport
- Pemprosesan
- Inventori
- Gerakan
- Produk Defect
- Kreativitas Karyawan
- Retail
- Pasar Tradisional dilayani oleh tim grosir dan pengecer.
- Pasar Modern dilayani oleh tim supermarket, minimarket, dan Hypermarket.
Karakteristik Industri Retail :
- Membeli barang untuk dijual kembali.
- Kesuksesan perusahaan ditentukan oleh distribusi.
- Revenue ditentukan oleh "Saluran Distribusi" yang digunakan perusahaan.
- Jasa
- Berbekal pengalaman, keterampilan, dan keramahan.
- Selalu turun ke lapangan sendiri dalam usaha yang digelutinya.
- Memberikan sentuhan pribadi kepada pelanggannya.
- Membangun komunikasi atau hubungan kepada karyawan dengan baik.
- Membuka sekolah Johnny Andrean
- Membuka salon Johnny Andrean hingga 200 cabang di Indonesia
- Mempunyai sistem Waralaba.
Beberapa foto saat seminar - kuliah tamu oleh Dr. David Sukardi Kodrat,
MM., CPM di kampus STMIK ASIA Malang.
Saya dan Bapak David
Suasana saat seminar
0 komentar:
Posting Komentar
Silakan berkomen-komenlah sesuka hatimu, tapi tetap berpegang pada norma yang ada. Terima Kasih...